Posted by DKT Tokoh & Sejarah on Friday, September 19, 2014
Mendengar kata
Kurawa, atau membaca kata Kurawa, yang terlintas pada kita mereka
merupakan 100 sosok orang yang jahat. Bagaimana kalau kita mengenal
lebih dekat pada Kurawa. Siapakah sebenarnya 100 orang Kurawa itu.
Mengapa mereka harus jahat.Apakah mereka ada sisi baiknya.
Karena didikan Patih Sengkuni, yang merupakan paman dari mereka, menjadikan sifat Kurawa jahat kepada Pandawa.
Dewi Gandari
dan Patih Sengkuni dendam, sejak Pandu menyerahkan Dewi Gendari kepada
Drestarastra, unuk diperistri Drestarastra. Dewi Gendari sebelumnya
merasa nyaman kalau diperistri Prabu Pandu. Kalau Dewi Gendari
diperistri Prabu Pandu, maka tidak akan ada Pandawa ataupun Kurawa.
Tetapi mungkin saja kejadian perebutan kekuasaan itu akan ada.
Tetapi kelihatannya, andaikata Dewi Gendari
menjadi istri Pandu, agaknya tetap masih ada perebutan kekuasaan
antara anak Permaisuri Dewi Kunti dan anak selir Dewi Gendari. Putra
Dewi Gendari pastilah akan merebut kekuasan, karena patih Sengkuni ada
disitu.
Tidak akan terjadi perebutan kekuasaan
andaikata Dewi Gendari yang menjadi Permaisuri. Karena Pandawa tidak
akan berbuat sekeji Kurawa. Marilah kita berkenalan
dengan mereka.
Prabu Anom Duryudana atau Suyudana, memiliki Permaisuri Dewi Banowati, putera Prabu Salya, Raja
Mandaraka dengan Dewi Pujawati Setyawati. Dari Dewi Banowati, Duryudana memiliki putera, seorang
anak laki laki bernama, Raden Lesmana Mandrakumara dan seorang anak perempuan, bernama Dewi
Lesmanawati.
Sebenarnya kalau kita mengikuti perjalanan sejarah Pandawa Kurawa, kita
merasa kasihan pada Pandawa. Kurawa memang bertindak kejam, mereka
dengan mudah mengingkari undang undang atau aturan aturan yang ada di
negara Astina, mereka dengan mudah mengambil alih kekuasaan negara
Astina, dan berhasil mengusir Pandawa dari Astina bahkan dari negaranya
sendiri Indraprasta. Semuanya terjadi dalam permainan dadu yang di
adakan oleh Patih Sengkuni.
Mereka begitu tega merampas harta Pandawa sampai habis, sampai sampai
Pandawa kehilangan martabat, sampai sampai masing masing pribadi
Pandawa dan Dewi Drupadi menjadi tarohan. Pandawa sampai sampai
dilucuti pakaian yang dipakai, hingga hampir hampir mereka
telanjang.Terlebih lebih Dewi Drupadi mengalami nasib yang tragis, ia
ditelanjangi oleh Dursasana. Namun Batara Wisnu melindunginya. Setiap
pakaian yang dibuka oleh Dursasana, selalu ada penggantinya, sehingga
Dursasana gagal melucuti Drupadi. Pandawa menjadi bulan bulanan Para
Kurawa.
Kesengsaraan Pandawa yang seperti itu tadi, ternyata baru merupakan
tahap awalnya saja. Setelah itu Kurawa memaksa Pandawa harus menjalankan
masa buangan selama 13 tahun. Hukuman buang itu akan di ulang, apabila
selama hukuman, ketahuan para Kurawa,
Apakah yang terjadi sebenarnya pada keseratus orang Kurawa, sehingga
berbuat kejam pada Pandawa,sehingga menjadikan penderitaan yang amat
luar biasa ini.
Para Kurawa berbuat sedemikian rupa karena kesengsaraan pula yang dideritanya.
Pertama Kurawa merasa berhak menjadi raja, karena Drestarastra ayah
mereka putera sulung.Prabu Abiyasa. Namun Drestarastra mendapat halangan
dengan adanya Undang Undang yang mengharuskan Drestarastra kehilangan
haknya sebagai raja, karena kebutaannya. Dewi Gendari, ibu dari
Kurawa mendapatkan suami yang tidak diinginkannya.
Dalam kehidupan sehari hari, mereka juga tidak bisa mengimbangi
kepandaian Pandawa.dan juga dalam berebut simpatik dengan rakyat
Astinapura.
Nama nama 100 Kurawa ;
Versi India Versi Indonesia Versi Indonesia terbaru
- Duryudana; Duryudana Duryudan,
- Dursasana Dursasana Dursasana
- Abaya; Durjaya; Abaswa
- Adityakethu; Durmasama; Adityakethu
- Alalupa; Durgempo; Alobha
- Amapramadi; Durmana; Anadhresya
- Anadrusya; Dursara; Anudhara
- Antudara; Durbahu; Anuradha
- Anuwanda; Durkundha; Anuwinda
- Aparajita; Durmada; Aparajita
- Ayubahu, Durdarsa; Aswaketu
- Bahwasi; Dirgaroma; Bahwasi(Balaki)
- Bilawardana; Dursatwa; Balawardana
- Bimabala; Durdara; Bhagadatta (Bogadenta)
- Bimawega; Dirgama, Bima
- Bimawikra; Dirgalasara; Bimabala
- Carucitra; Durmandaka; Bimadewa
- Citra; Duspradasa; Bimarata
- Citrabana; Durkaruna; Carucita
- Citraksa; Durkarana; Citradama
- Citrakundha; Dusparajaya; Citrakala
- Citrakundhala; Durpramata; Citraksa
- Citrangga; Durwega; Citrakunda
- Citrawarma; Duryudha; Citralaksya
- Citrayudha; Durmuka; Citrangga
- Danurdara; Durmagati, Citrasanda
- Dirkabahu; Genthara; Citrasaya
- Dirkaroma; Genthiri; Citrawarman
- Dredhahasta; Bogadenta Dharpasandha
- Dredhakarmawu; Hanudara, Dhreksetra
- Dredhasathra; Halayuda; Dirgaroma
- Dredharatasraya; Nagadhata; Dirgabahu
- Dredhasandha; Udadara; Dhirgacitra
- Dredhawarma; Dirgabahu; Dredhahasta
- Duradhara; Darmamuka; Dredhawarman
- Durdarsa; Jalasaha; Dredhayuda
- Durmada; Wisalaksa, Dretapara
- Durmarsana; Watawega; Duhpradhasana
- Durmuka; Ugrayudha; Duhsa
- Dursaha; Bomawikatha; Duhsah
- Dursala; Wikathaboma; Durbalaki
- Durwigaha; Citraboma; Durbharata
- Durwimuca; Habaya; Durdharsa;
- Duskarna; Mahabahu: Durmada
- Dusparajaya; Jalasantaka; Durmarsana
- Duspradarsa; Rudrakarman; Durmuka
- Jalagandha; Jalasuma; Durwimocana
- Jarasandha; Carucitra; Duskarna
- Kancanadhwaja; Dwilocana; Dusparajaya
- Karna; Dursana; Duspramana
- Kawaci; Dursaya; Hayabahu
- Kradhana; Dredakesti; Jalasandha
- Kundhabedhi; Ekatama; Jarasandha
- Kundhadara; Dredhaseta; Jayawikata
- Kundhasae; Trigarsa; Kanakadhwaja
- Kundhasi; Dretgayuda; Kanakayu
- Kundhy; Citrayuda; Karna
- Mahabahu; Dredawarma; Kawacin
- Mahodara; Hagnyadresya; Krathana
- Nagadata; Patiwega; Kundhabedi
- Nandha; Bimarata; undhadara
- Misamgi; Brajasandha; Mahabahu
- Pasi; Wirabahu; Mahacitra
- Pramadha; Bimawega; Nandhaka
- Sadasuwaka; Balawardhana; Pandhikunda
- Saha; Danurdara; Prabatha
- Sala; Balakindha; Pramathi
- Sama; Bimasuwala; Rodrakarman
- Sarasana; Gardapura; Sala
- Sathwa; Gardapati; Sama
- Satyasandha; Windadini; Satwa
- Senani; Naranurwindha; Satyasandha
- Somakirti; Sulacana; Senani
- Subahu; Wiwingsata; Sokarti
- Subasta; Kundasyin; Subahu
- Sujata; Adityakethu; Sudatra
- Sulocana; Aprajita; Suddha
- Sunaba; Agrasana; Sugrama
- Susena; Sunarsonawana; Suhasta
- Suwarca; Agrayayin; Sukasananda
- Suwarma; Kartamarma; Sulokacitra
- Suwiryaba; Kartadendha; Surasakti
- Ugrase; Kratana; Tandasraya
- Ugrasena; Kenyakadaya; Ugra
- Ugrasrawas Citraksa; Ugrasena
- Ugrayuda; Citrawarma; Ugrasrayi
- Upacitra; Citrakundala; Ugrayudha
- Upananda; Citraga; Upacit
- Umanaba; Citrabana; Upanandaka
- Walaki; Somakirta; Umanaba
- Natawiga; Subarsona; Wedha
- Wikarna; Subardisona; Wicitrihatana
- Wikatinanda; Ugraweya; Wikala
- Windha; Citradama; Wikatanana
- Wirabahu; Upanandhaka; Windha
- Wirajasa; Ugrasewa; Wirabahu
- Wirawi; Upacitra; Wiradha
- Wisalaksa; Senani; Wisakti
- Wiwitsu;
Wahkawaca; Wiwitsu
100. .Wrendaraka. Citraksi Wyudaru
(Wiyudarus)
101. Yuyutsu
102. Dursala